Senin, 01 Agustus 2011

Kromatografi Lapis Tipis

Penggunaan KLT

KLT digunakan secara luas untuk analisis solute-solut organic terutama dalam bidang biokimia, farmasi, klinis, forensic, baik untuk analisis kualitatif dengan cara membandingkan nilai Rf solute dengan nilai Rf senyawa baku atau untuk analisis kualitatif.

Penggunaan umum KLT adalah untuk menentukan banyaknya komponen dalam campuran, identifikasi senyawa, memantau berjalanya suatu reaksi,menentukan efektifitas pemurnian, menentukan kondisi yang sesuai untuk kromatografi kolom, serta untuk memantau kromatografi kolom, melakukan screening sampel obat.

1. Analisis Kualitatif

KLT dapat digunakan untuk uji identifikasi senyawa baku. Parameter pada KLT yang digunakan untuk identifikasi adalah nilai Rf. Dua senyawa yang dikatakan identik jika mempunyai nilai Rf yang sama jika diukur pada kondisi KLT yang sama.

Untuk meyakinkan identifikasi dapat dilakukan dengan menggunakan lebih dari satu fase gerak dan jenis pereaksi semprot. Teknik spiking dengan menggunakan senyawa baku yang sudah diketahui sangat dianjurkan untuk lebih memantapkan pengambilan keputusan identifikasi senyawa.

2. Analisis Kuantitatif

Ada dua cara yang digunakan untuk analisis kuantitatif dengan KLT. Pertama, bercak diukur langsung pada lempeng dengan menggunakan ukuran luas atau dengan teknik densitometri. Cara kedua adalah dengan mengerok bercak lalu menetapkan kadar senyawa yang terdapat dalam bercak tersebut dengan metode analisis yang lain misalkan dengan metode spektrofotometri. Pada cara pertama tidak terjadi kesalahan yang disebabkan oleh pemindahan bercak atau kesalahan ekstraksi, sementara pada cara kedua sangat memungkinkan terjadi kesalahan karena pengambilan atau karena ekstraksi.

Pada system serapan dapat dilakukan dengan model pantulan atau transmisi. Pada cara pantulan, yang diukur adalah sinar yang dipantulkan, yang dapat menggunakan sinar tampak maupun ultraviolet. Sementara, cara transmisi digunakan dengan menyinari bercak dari satu sisi dan mengukur sinar yang diteruskan pada sisi lain.

Gangguan utama pada system serapan adalah fluktuasi latar belakang (background) yang dapat dikurangi dengan bebrapa cara, misalnya dengan menggunakan alat berkas ganda, system transmisi dan pantulan secara bersamaan, atau dengan system dua panjang gelombang.

3. Analisis Preparatif

Analisis preparatif ditujukan untuk memisahkan analit dalam jumlah yang banyak lalu senyawa yang telah dipisahkan ini dianalisis lebih lanjut, misalkan dengan spektrofotometri atau dengan teknik kromatografi lain.

Pada KLT preparatif ini, sampel ditotolkan dalam lempeng dengan lapisan yang besar lalu dikembangkan dan dideteksi dengan cara yang non-destruktif. Bercak yang mengandung analit yang dituju selanjutnya dikerik dan dilakukan analisis selanjutnya.

Penggunaan KLT Untuk Analisis Obat

KLT biasanya merupakan metode pilihan pertama jika seseorang ingin memisahkan satu campuran. KLT digunakan secara luas untuk analisis obat. Berikut adalah penggunaan KLT untuk analisis beberapa sediaan farmasi:

Obat (Sediaan)

Fase Diam

Fase Gerak

Deteksi

Asetaminofen

(serbuk)

Silika gel

Heksan-aseton

(75;25)

UV

Akonitin nitrat

(serbuk)

Silika (KOH 0,1

M, MeOH)

NH4OH-MeOH

(1,5;100)

Iodoplatinat yang diasamkan

Akriflavin (serbuk)

Silika (KOH 0,1 M, MeOH)

NH4OH-MeOH

(1,5;100)

UV 254 nm

Adrenalin asam sitrat (serbuk)

Silika

Asam format-aseton-metilen klorida (0,5:50:50)

Etilendiamin/ ferisianida

Adrenalin hidroklorida (serbuk)

Silika (KOH 0,1 M, MeOH)

NH4OH-MeOH

(1,5;100)

KMnO4 yang diasamkan

Alanin (serbuk)

Silika

n-butanol-air-asam asetat (3:1:1)

Ninhidrin

Albenazol (serbuk)

Silika

Metal-klorid-asam asetat-eter (6:1:1)

UV panjang gelombang pendek

Allopurinol (serbuk)

seluloa

Butanol-amonium hidroksida 5M (jenuh)

UV 254 nm

Amiodaron hidroklorida (serbuk dan tablet)

Silika HF254

Kloroform-metanol-asam asetat (80:15:5)

UV 254 nm

Amitriptilin (serbuk)

Silika

Methanol-kloroform NH4OH (15:135:1)

UV 154 nm

Amobarbital (serbuk)

Silika

Etanol-kloroform- NH4OH (15:80:5)

UV 154 nm

Amoksisilin (tablet, kapsul, suspensi)

Silika

Methanol-pirimidin-kloroform-air (90:10:80:10)

Ninhidrin

Ampisilin (kapsul, suspensi oral)

Silika

Aseton-toluen-air-asam asetat (650:100:100:25)

Ninhidrin

Apronal atau apronalid (serbuk)

Silika

Kloroform-aseton (4:1)

KMnO4 yang diasamkan

Vitamin C

(serbuk)

Silika

Methanol-aseton-air (20:40:3)

UV

Atropin (serbuk)

Silika

Kloroform-aseton-dietilamin (5:4:1)

Iodoplatinat

Atropine sulfat (injeksi)

Silika

Kloroform-dietilamin (9:1)

Iodoplatinat

Azatadin maleat (serbuk)

Silika

Toluene-2-ropanol-dietilamin ((10:10:1)

UV 154 nm

Kaptopril (serbuk)

silika

Benzene-asam asetat (75:25)

Uap iodium

Klorsoksazon (serbuk)

silika

Heksan-dioksan (63:37)

UV 254 nm

Kromatografi Lapis Tipis Kinerja Tinggi (KLT-KT)

KLT-KT yang dimaksudkan untuk mendapatkan pemisahan dan hasil analisis yang lebih baik disbanding dengan KLT biasa. Kelebihan KLT-KT disbanding dengan KLT terletak pada fase diamnya dimana pada KLT-KT ini, fase diam yang digunakan berukuran sangat halus dan pori-porinya seragam serta tebal lapisannya hanya 0,1 mm. Ukuran partikel fase gerak yang lebih kecil ini akan menyebabkan semakin besarnya jumlah lempeng teoritis, karenanya pemisahan menjadi lebih efisien.

Keunggulan KLT-KT lainnya adalah bahwa sample yang digunakan hanya sedikit hingga bercak penotolannya berdiameter antara 0,1-0,5 mm. Lempeng dengan ukuran 10 x 10 cm sudah cukup analisis, karenanya pada KLT-KT ini juga dapat menghemat fase gerak dibanding dengan KLT biasa.

Fase diam yang digunakan pada KLT-KT hanya silika gel dan tidak menggunakan fase diam lainnya sebagaimana dalam KLT-konvensional.

Penyiapan sampel pada KLT-KT serta pemilihan fase geraknya dapat dikatakan tidak ada perbedaan dengan KLT, hanya saja konsentrasi sampel pada KLT-KT ini lebih kecil dibandingkan dengan KLT biasa. Pada KLT-KT, resolusi sudah akan nampak nyata pada jarak pengembangan sampel antara 3-6 cm.


(Sumber : buku Kimia Farmasi Analisis oleh Ir. Ibnu Gholib Gandjar)